AYO JOIN DI SINI !!

Rabu, 01 Mei 2013

Fenomena Stress dalam Keluarga


Assalamualaikum wr. Wb
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan mengungkit sedikit tentang kejadian atau fenomena stress yang ada dalam keluarga. Banyak pasangan muda yang saat ini tidak ragu dalam memutuskan untuk berkomitmen dalam rumah tangga, dan tidak sedikit pula yang gagal kemudian berdampak kurang baik dalam psikologisnya.
        Fenomena ini saya ungkit berdasarkan pengalaman yang terjadi di salah satu keluarga yang masih bersaudara dengan saya. Pihak yang bersaudara dengan saya adalah si Wanita anak dari tante saya. Yang usianya terbilang cukup muda dan tidak beda jauh dengan saya. Sebut saja wanita ini dengan nama Mawar. Mawar ini telah menjalin hubungan dengan Tono (nama samaran) cukup lama, lebih kurang 1 tahun lebih sedikit yang saya ketahui dari cerita saudara saya.

        Akhirnya menikahlah pasangan ini pada tahun 2011 dan awal hubungan rumah tangganya cukup harmonis dan baik-baik saja. Tidak ada kabar yang buruk selama usia dini pernikahannya tersebut. Dan ibunya yang notabennya adalah tante saya telah berpisah karena anak perempuannya ini ikut dengan suaminya di luar kota. Mereka tinggal di daerah Surabaya.
        Mawar ini masih berkuliah juga, usianya yang masih terbilang dewasa awal ini mengharuskan dirinya terbiasa dengan hal-hal yang tadinya tidak pernah dilakukan kemudian harus dilakukan. Mawar biasa tinggal dengan keadaan yang bisa dikatakan dengan keadaan yang cukup berada. Tetapi dikala harus menjadi seorang isteri mengharuskan dirinya melakukan perannya yang sebenarnya. Lebih mandiri dan tidak lagi bermanja-manja pada ibunya, tidak lagi meluangkan waktu yang lebih baik bisa di gantikan dengan mengurus keluarga dan suaminya dan anaknya, dan sebagainya.
        Akhirnya pada suatu waktu Mawar di karuniai seorang anak dan lahir dengan selamat. Keadaan yang ada di keluarganya mendesak psikologisnya secara perlahan dan sulit untuk di elakan timbulnya stress yang semakin menjadi-jadi. Entah factor apa yang bisa membuat dirinya akhirnya stess dan kabar yang saya ketahui kebiasaannya yang melakukan segala sesuatu dengan bebas dan mandiri kini terpaku oleh segala perintah suaminya yang sangat otoriter dan tidak memberikan keleluasaan Mawar dalam menjalani suatu kegiatan.
        Suaminya melarang Mawar untuk melanjutkan kuliahnya, Mawarpun tidak diberikan nafkah secara materi contohnya seperti uang belanja kepasar dan uang untuk kesalon atau jenis keperluan yang dibelikan Mawar dan untuk merawat diri Mawar. Uang kuliah dan yang bersangkutan dengan itu juga tidak diberikan suaminya, suaminya tidak membiayai. Bahkan yang membiayai kuliah Mawar adalah ibunya.
        Sebenarnya kejadian ini membuat saya berfikir berkali-kali untuk mengambil keputusan seperti Mawar suatu hari nanti. Dan setelah berbagai macam jenis tekanan yang dialami Mawar akhirnya Mawar mengalami stress yang bisa dikatakan stress sedang sampai berat. Sampai suatu hari dia kerumah nenek saya dan akhirnya memberikan sebuah amplop yang berisi kertas bertuliskan I love you Tono kemudian memberikan amplop berisi kertas itu ke pembantu nenek saya dan mengatakan bahwa itu duit buat pembantu tersebut.
        Pembantu nenek saya yang menerima cukup terkejut dan bingung harus berbuat apa waktu melihat isi amplop tersebut. Akhirnya keluarga membawanya ke RSJ dan tidak lama di sana, Mawar dipindahkan ke rumah saudaranya dan di terapi secara spiritual dalam artian dia di rehab dan di tanamkan ajaran ajaran agama dan di ingatkan kembali dengan berbagai macam keharusan yang secara religi.
        Tetapi mendapat kenyataan pernah berjalan keluar rumah saudaranya tanpa busana membuat ibunya yang saya bilang cukup tabah dengan cobaan yang seperti ini memutuskan untuk di bawa pulang saja kerumahnya. Mawar cukup cantik dan tubuhnya tidak terlalu tinggi, ibunya sangat khawatir dengan kejadian seperti itu anaknya di apa-apakan orang lain.
        Terkadang Mawar normal dan cukup sadar untuk mengurus buah hatinya yang masih bayi itu, tapi ketika stressnya mulai muncul sangat disayangkan anaknya tidak terurus dan kemudian ibunya yang membantu mengurusnya. Saat ini yang saya tahu anaknya di rawat neneknya. Dan masih belum sembuh total dari stressnya. Dan nafsu makannya sangat tinggi. Jadi ketika bermain kerumah neneknya sangat di hindarkan dari makanan karena ketika bertemu makanan sangat kalap dan menghabiskan banyak sekali makanan yang ada.
        Kejadian tersebut bisa saja di antisipasi dengan selalu berada dalam keyakinan iman yang kuat dan percaya kepada Tuhan YME, butuh banyak wawasan tentang rumah tangga dan dinamikanya seperti apa, sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda lebih baik melihat kembali pengalaman orang lain dan bertanya kepada yang telah berpengalaman di usia pernikahan. Sangat disayangkan hal ini banyak terjadi di kalangan anak muda yang memutuskan untuk menikah dini. Saya tahu tidak semua orang seperti ini tetapi lebih baik difikirkan berkali-kali.
        Stress juga bisa dikurangi dan dihindari dengan cara beraktifitas secara teratur dan sehat, sepeti mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seperti buah-buahan dan sayur, karena dapat meningkatkan konsentrasi dan tubuh yang bugar. Jadi bisa dengan mudah memilah dan memilih apa yang harus dilakukan dengan akal yang sehat. Selain itu lakukan hal yang pasti saja dengan hasil hasilnya. Atau membuat serangkaian kegiatan mingguan di sebuah agenda dan melakukannya dengan rutin. Berolah raga itu juga perlu jadi tubuh tetap segar.
        Sekian kiranya cerita yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat dan bisa menjadi pelajaran di kemudian hari. Amin
        Wassalamualaikum wr.wrb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar