Assalamu’alaikum wr. Wb
Dalam
tulisan saya kali ini, saya akan mengungkit sedikit tentang kejadian atau
fenomena stress yang ada dalam keluarga. Banyak pasangan muda yang saat ini
tidak ragu dalam memutuskan untuk berkomitmen dalam rumah tangga, dan tidak
sedikit pula yang gagal kemudian berdampak kurang baik dalam psikologisnya.
Fenomena ini saya ungkit berdasarkan
pengalaman yang terjadi di salah satu keluarga yang masih bersaudara dengan
saya. Pihak yang bersaudara dengan saya adalah si Wanita anak dari tante saya.
Yang usianya terbilang cukup muda dan tidak beda jauh dengan saya. Sebut saja
wanita ini dengan nama Mawar. Mawar ini telah menjalin hubungan dengan Tono
(nama samaran) cukup lama, lebih kurang 1 tahun lebih sedikit yang saya ketahui
dari cerita saudara saya.
Akhirnya menikahlah pasangan ini pada
tahun 2011 dan awal hubungan rumah tangganya cukup harmonis dan baik-baik saja.
Tidak ada kabar yang buruk selama usia dini pernikahannya tersebut. Dan ibunya
yang notabennya adalah tante saya telah berpisah karena anak perempuannya ini
ikut dengan suaminya di luar kota. Mereka tinggal di daerah Surabaya.
Mawar ini masih berkuliah juga, usianya
yang masih terbilang dewasa awal ini mengharuskan dirinya terbiasa dengan
hal-hal yang tadinya tidak pernah dilakukan kemudian harus dilakukan. Mawar
biasa tinggal dengan keadaan yang bisa dikatakan dengan keadaan yang cukup
berada. Tetapi dikala harus menjadi seorang isteri mengharuskan dirinya melakukan
perannya yang sebenarnya. Lebih mandiri dan tidak lagi bermanja-manja pada
ibunya, tidak lagi meluangkan waktu yang lebih baik bisa di gantikan dengan
mengurus keluarga dan suaminya dan anaknya, dan sebagainya.
Akhirnya pada suatu waktu Mawar di
karuniai seorang anak dan lahir dengan selamat. Keadaan yang ada di keluarganya
mendesak psikologisnya secara perlahan dan sulit untuk di elakan timbulnya
stress yang semakin menjadi-jadi. Entah factor apa yang bisa membuat dirinya
akhirnya stess dan kabar yang saya ketahui kebiasaannya yang melakukan segala
sesuatu dengan bebas dan mandiri kini terpaku oleh segala perintah suaminya
yang sangat otoriter dan tidak memberikan keleluasaan Mawar dalam menjalani
suatu kegiatan.
Suaminya melarang Mawar untuk melanjutkan
kuliahnya, Mawarpun tidak diberikan nafkah secara materi contohnya seperti uang
belanja kepasar dan uang untuk kesalon atau jenis keperluan yang dibelikan
Mawar dan untuk merawat diri Mawar. Uang kuliah dan yang bersangkutan dengan
itu juga tidak diberikan suaminya, suaminya tidak membiayai. Bahkan yang
membiayai kuliah Mawar adalah ibunya.
Sebenarnya kejadian ini membuat saya
berfikir berkali-kali untuk mengambil keputusan seperti Mawar suatu hari nanti.
Dan setelah berbagai macam jenis tekanan yang dialami Mawar akhirnya Mawar
mengalami stress yang bisa dikatakan stress sedang sampai berat. Sampai suatu
hari dia kerumah nenek saya dan akhirnya memberikan sebuah amplop yang berisi
kertas bertuliskan “I love you Tono” kemudian memberikan amplop berisi kertas itu ke pembantu
nenek saya dan mengatakan bahwa itu duit buat pembantu tersebut.
Pembantu nenek saya yang menerima cukup
terkejut dan bingung harus berbuat apa waktu melihat isi amplop tersebut.
Akhirnya keluarga membawanya ke RSJ dan tidak lama di sana, Mawar dipindahkan
ke rumah saudaranya dan di terapi secara spiritual dalam artian dia di rehab
dan di tanamkan ajaran ajaran agama dan di ingatkan kembali dengan berbagai
macam keharusan yang secara religi.
Tetapi mendapat kenyataan pernah
berjalan keluar rumah saudaranya tanpa busana membuat ibunya yang saya bilang
cukup tabah dengan cobaan yang seperti ini memutuskan untuk di bawa pulang saja
kerumahnya. Mawar cukup cantik dan tubuhnya tidak terlalu tinggi, ibunya sangat
khawatir dengan kejadian seperti itu anaknya di apa-apakan orang lain.
Terkadang Mawar normal dan cukup sadar
untuk mengurus buah hatinya yang masih bayi itu, tapi ketika stressnya mulai
muncul sangat disayangkan anaknya tidak terurus dan kemudian ibunya yang
membantu mengurusnya. Saat ini yang saya tahu anaknya di rawat neneknya. Dan
masih belum sembuh total dari stressnya. Dan nafsu makannya sangat tinggi. Jadi
ketika bermain kerumah neneknya sangat di hindarkan dari makanan karena ketika
bertemu makanan sangat kalap dan menghabiskan banyak sekali makanan yang ada.
Kejadian tersebut bisa saja di
antisipasi dengan selalu berada dalam keyakinan iman yang kuat dan percaya
kepada Tuhan YME, butuh banyak wawasan tentang rumah tangga dan dinamikanya
seperti apa, sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda lebih baik melihat
kembali pengalaman orang lain dan bertanya kepada yang telah berpengalaman di
usia pernikahan. Sangat disayangkan hal ini banyak terjadi di kalangan anak
muda yang memutuskan untuk menikah dini. Saya tahu tidak semua orang seperti
ini tetapi lebih baik difikirkan berkali-kali.
Stress juga bisa dikurangi dan dihindari
dengan cara beraktifitas secara teratur dan sehat, sepeti mengkonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi seperti buah-buahan dan sayur, karena dapat meningkatkan
konsentrasi dan tubuh yang bugar. Jadi bisa dengan mudah memilah dan memilih
apa yang harus dilakukan dengan akal yang sehat. Selain itu lakukan hal yang
pasti saja dengan hasil hasilnya. Atau membuat serangkaian kegiatan mingguan di
sebuah agenda dan melakukannya dengan rutin. Berolah raga itu juga perlu jadi
tubuh tetap segar.
Sekian kiranya cerita yang bisa saya
sampaikan, semoga bermanfaat dan bisa menjadi pelajaran di kemudian hari. Amin
Wassalamu’alaikum wr.wrb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar