AYO JOIN DI SINI !!

Minggu, 13 April 2014

Another analogi





Mereka tak jarang bertanya padamu
Siapa yang kau tuju
Kau sebut namaku
Dan kau menghampiriku

Sabtu, 12 April 2014

Waktu Indonesia Bagian Random



Malam ini aku Cuma ingin berselimut syukur, syukur yang tiada taranya. Dimana merasa bahagia menjadi sederhana ketika telah bersyukur. Dengan bagaimanapun caranya, baik berdoa sambil menangis, hingga berdoa sebelum akhirnya terpejam mata ini dikala ngantuk menyerang.
Sangat banyak hal yang aku alamin dikala random menyerang seperti ini. Aku merasa semua menjadi kesalahanku, semua yang aku lakukan salah dan tidak ada benarnya. Nuansanya menjadi serba salah. Bahkan dikala ingin menangispun menjadi keraguan terbesar padahal aku tahu persis bahwa itu salah satu penenang perasaan yang sangat random dan tidak sanggup terbendung.

Pernah kalian ada diposisi seperti ini? Atau minimal pernah merasa tidak tahu sama sekali harus berbuat apa?

Selasa, 01 April 2014

Tulus – Jangan cintai aku apa adanya


Tak sulit mendapatkanmu
Karena sejaklama kau mengincarku
Tak perlu lama lama
Tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah

(*)
Kau trima semua kurangku
Kau tak pernah marah bilaku salah
Kau selalu memuji apapun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah

Tulus – Gajah


Setidaknya punya 70 tahun
Tak bisa melompat ku mahir berenang
Bahagia lihat kawan yang betina
Berkumpul bersama sampai ajal

Besar dan berani berperang sendiri
Yang aku hindari hanya semut kecil
Otak ini cerdas kurakit berangka
Wajahmu tak akan pernah ku lupa

Tulus – Bunga tidur


Bekas gincu di sudut bibir kiri
Didepan cermin sabtu pagi
Aku tak tahu ini punya siapa
Cukup jauh dari mabuk rasanya
Yang ku tahu bermimpi entahlah, ini pertanda apa

Sering malu karena sujud
Hanya bila tertekan duhai pria
Yang mengaku ngaku dewasa
Kolam kebal membeku
Dididihkanpun tak mampu
Ini dia si jago pemalu

Tulus – Baru


Tak perlu kau ajak aku bicara
Tak akan pernahku mendengarnya
Ini aku yang dulu bahkan tak dapat
Sebelah dengar dari telingamu

Tak perlu bersolek berwangi bunga
Tak akan mampu luluhkan hatiku
Iiiini aku yang dulu bahkan tak dapat
Sebelah mata dari pandanganmu

Tulus – Bumerang



Dia biarkanku jatuh cinta
Lalu dia pergi seenaknya
Dihantui ragu tapi tak perduli
Gegabah jadi alasannya

Pandangannya takkan ku lupa
Lama sudah aku tak punya
Lalu dia pergi menunggu dipaksa
Dirayu untuk bicara