AYO JOIN DI SINI !!

Senin, 31 Maret 2014

AN for ANALOGI

Hallow dunia maya, hallooowww hidden reader and secret admirer~
Hahahahahahaha~

Lama ga bikin postingan nih, heuh semoga ga lupa cara penyampaiannya hehehe :)

Oke kali ini, gue bakal bikin postingan tentang sesuatu yang ada diotak gue, analogi analogi yang mungkin dipandang orang pasaran atau terlalu simple bahkan rumit untuk di konsumsi. Maklum lagi random otak gue. Hihi~


1.     Rumah, Penghuninya dan Tamu
Analogi ini pertama diungkapin sama pasangan gue, iya Nikko yang Alhamdulillah sampe sekarang masih bersama gue. Kenapa Rumah, Penghuninya dan Tamu? Nikko bilang hubungan kita itu seperti rumah, dimana semua materialnya diaduk menjadi satu hingga tercipta satu pondasi, pondasi rumah yang kelak akan kita singgahi, kita tempati dan jadi pelindung, bahkan hubungan yg diibaratkan sebagai rumah ini berasalkan dari material yang berbeda satu sama lain, yang fungsinya berbeda dan disatukan kemudian dapat memperkokoh bangunan yang kelak disebut rumah. Material? Iya material, dimana semua sifat, semua perasaan, semua kekurangan, semua kelebihan yang kita punya pasti ada kurang dan lebih dimata pasangan, pasti ada keterikatan dan saling melengkapi ketika disatukan, karena untuk menjadi sesuatu yang utuh itu ya butuh beberapa hal yang berbeda. Itulah gambaran hubungan, iya seperti rumah.
Bagaimana dengan Penghuninya? Penghuninya? Ya itu kita, dimana kamu dan aku yang mengisi rumah itu, menghiasi rumah itu, merapihkan dan membersihkan rumah itu dari debu yang mengganggu. Kita juga yang meramaikan suasananya.
Dan yang terakhir Tamu, teman, sahabat, orang tua, dan bahkan orang baru yang sangat baru untuk kita kenal dan datang kerumah kita itu layak disebut tamu. Dimana orang tersebut adalah orang yang datang dan pergi, singgah sementara atau hanya bermain dirumah kita. Menurut gue Tamu juga harus punya etika, ya ketika bertamu ya sewajarnya aja, terlalu ramai juga ga begitu baik, terlalu geratak juga sangat tidak baik. Ketika tidak diundang dan datang kerumah jelas itu aneh, tidak diharapkan tiba-tiba nongol sebagaitamu juga menurut gue itu aneh. Untuk apa ada kalau tidak jelas tujuannya kan? Maka dari itu gue ngerasa mending pinter-pinter milih tamu dan teman untuk dijadikan significant other dari diri sendiri dan pasangan. Kebanyakan tamu yang datang itu juga percuma kalau hanya bisa berantakin rumah kita dan tidak mampu merapikannya seperti semula, ada tamu 1 tapi kalo iseng, buat apa? Kalau hanya bisa berantakin bahkan memindahkan perabotan rumah atau hiasan-hiasan yang sudah rapi dipajang sama diri kita dan pasangan. Ya jangan heran kalau penghuninya marah kalau kejadiannya seperti itu :)

2.     Benang Merah
Bukan anggur merah ya, hehehehe. Menurut gue hubungan diri kita dengan pasangan sama sama memiliki Benang Merah. Gue mengibaratkan benang tersebut terikat dikelingking diri kita dengan pasangan. Yang secara ga sadar ataupun tidak sudah terikat sejak awal saling memilih keputusan untuk bersama menjalani hubungan ini. Benang Merah itu ga mesti jadi istilah detektif lagi tapi bisa kita pake disegala situasi. Setiap jari kita ada benang merah kesiapapun, baik ke Allah, ke orang tua, ke temen, ke sahabat, ke pasangan sampe ke anak kita suatu hari nanti.
Nah Benang Merah yang gue maksud dihubungan itu ya sesuatu keterikatan yang ada diantara diri kita ke pasangan. Yang secara ga sadar sering kita bilang “kebetulan”. Suatu hubungan pasti punya keterikatan didalamnya, karena ga mungkin kalo ga terikat tapi bisa selalu bersatu. Menurut gue ya hubungan kaya gitu. Benang Merah itu panjaaaaaaaangggggg banget, dimana panjangnya sulit terukur, dan kadang tidak sengaja menyandung beberapa orang, atau mungkin tidak sengaja membuat orang terseret karena tersangkut dibenang itu. Orang orang yang tesandung biasanya orang orang yang hanya sekedar tau hubungan kita dengan pasangan, tidak lebih dari itu, atau kadang hanya tau kalau kita sedang sedih atau senang saja dengan pasangan, selebihnya mereka tidak tau. Yang seperti itu kaya iklan di televise walaupun berulang-ulang ya Cuma sekedar iklan. Dan kalo sampe ada yang merasa tersangkut dan turut terseret arus perjalanan hubungan diri kita dengan pasangan mungkin bisa dibilang orang yang begitu seperti orang yang merasa tercuri hatinya sedangkan diantara kita tidak tau menau kalau telah mencuri hati orang tersebut sehingga orang itu terseret dan membuat perjalanan kita dengan pasangan terasa berat karena benang yang kita punya membawa seseorang yang terseret-seret.
Disini lebih baik memilih mediator sebagai penengah ketika benang itu kusut. Mediator tidak berhak ikut campur kedalam kekusutan benang yang diri kita punya dengan pasangan kita, mediator tersebut juga ga berhak menyelesainkan kekusutan benang yang kita punya secara sendiri. Kenapa begitu? Ya karena yang punya benang ini hanya diri kita dengan pasangan kita, yang tau kenapa kusut ya pasti hanya kita dan diri kita selain Allah yang maha mengetahui segalanya ya hehehe.
Mediator cukup mendengar cerita dari diri kita dan pasangan kita kenapa bisa jadi kusut. Udah sampe situ aja, dari situ pasti mediator bisa memberi saran-saran untuk diri kita dan pasangan biar diri kita dan pasangan bisa meluruskan kembali benang yang kusut itu.
Pinter-pinter cari teman curhat, pinter-pinter cari “mediator” tersebut. Karena apa? Karena ketika kita cerita apa yang jadi masalah dihubungan kita ga semua orang ngerti, ga semua orang paham, ga semua orang bisa tau batasan untuk membantu. Keseringan orang cenderung lebih ikut campur karena merasa telah dipercaya dan sering diceritain malah jadinya pas bertindak jadi sok tau. Padahal masalah mengerti saja belum tentu. Itu saran dari gue dan beginilah analogi yang gue punya :)
         
Beginilah postingan gue sore ini,  2 analogi yang gue punya dan semoga semua bisa ngerti kerandoman tulisan gue kali ini ahahahahahaha. Dan yang penting semoga bermanfaat dan bisa diambil nilai positifnya ya hehehe
See you next post~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar