AYO JOIN DI SINI !!

Kamis, 16 April 2015

Rumah Baru Sang Saudagar Kaya

Berbulan-bulan aku disini, singgah didalam rumah yang sederhana namun tampak mewah dipandangan orang lain. Sederhana tapi mewah? Iya sederhana untukku karena rumah ini berfungsi semestinya untuk menjagaku, menghangatkanku, menjadi tempat istirahatku, sekaligus sebagai tempat belajarku. Mewah, jelas mewah dipandangan orang lain, mereka selalu membicarakannya ketika aku dan pasanganku berpergian, sedikit mengintip rumah baruku itu dengan penuh kehati-hatian agar tak meninggalkan jejak kalau mereka diam-diam mengagumi rumah baruku.
Berbulan-bulan juga aku disini bersama pria yang telah menjemputku di halte itu. Bersamanya merapikan rumah ini, membahas segala rencana dan permasalahan, menjadikan rumah ini tak sekedar rumah melainkan benteng tetapi juga studio bagi kami. Aku merapihkan beberapa ruangan, rumah ini menjadi sedikit berbeda setiap waktu. 
Dan aku baru tahu, pria pembawa balon gas ini adalah saudagar kaya. Bergelimang harta? Memiliki segudang koin emas? Atau memiliki lapangan udara untuk mendaratkan pesawat pribadinya?

Tidak, bukan kaya yang seperti itu yang aku maksud. Kaya, sungguh kaya dan aku tak menyangka, rumah yang sederhana ini sungguh luas, karena luasnya rumah baruku ini aku bisa bermain ayunan didalam rumah. Berguling-gulingan dilantai beralaskan permadani berwarna merah marun, seperti menatap hamparan bintang bila menatap langit-langit rumah karena terdapat sejumlah lampu gantung dengan Kristal.
Berbulan-bulan sudah aku menghabiskan waktu bersama sang saudagar kaya ini, dengan tulusnya kebaikan yang dia punya menjadikan aku wanita yang belajar banyak arti kesabaran dan penantian. Penantian panjang yang tak diduga-duga. Pria yang dahulu hanya bersliweran dipandangan kosongku didepan halte kini benar-benar tepat dihadapanku depan wajahku persis dan Pria ini menatap penuh arti setiap waktu.
Aku belum pernah menatapnya sebegitu lama, dan aku tahu pandangannya yang biasa dipancarkan olehnya. Kosong, sejumlah adegan Nampak terputar di bola matanya, dan fokus menatap kedepan tanpa tertoleh oleh siapapun kecuali aku menegurnya dengan mengelus bahunya dan bertanya lirih ditelinganya “kamu kenapa?”
Kini puas pandanganku menerobos bola matanya yang menyimpan sejuta fikiran dan pertanyaan hati itu. Terkadang sebagian pasangan menatap mata adalah hal yang sangat canggung, tapi untukku hal ini adalah kesederhanaan yang muncul dari hati untuk menunjukkan perhatian, simpati dan empati. Usahanyapun tak besar untuk melakukan hal ini. Hal ini menurutku adalah romantis dalam hidupku.
Semua bertanya padaku “bahagiakah kau bersamanya? Kau Nampak berbeda saat ini, apa yang telah dilakukannya hingga menjadikanmu wanita yang berbeda sekarang? sungguh sumringah wajahmu dan tawamu sungguh lepas di setiap foto yang mengabadikan momen kau dan dirinya”
Aku hanya melempar senyum kepada teman-teman yang menanyakan hal itu. Senyum simpul yang menunjukkan malu diriku untuk mengutarakan betapa bahagianya diriku saat ini disandingkan bersama saudagar itu. Sungguh masih mengejutkan untuk sebagian orang aku mendapatkannya dan Ia mendapatkanku.
Wahai kau Saudagar, tahukah kau aku disini menampung sejumlah pertanyaan? Dari mereka yang penasaran akan kebahagiaanku saat ini. Tahukah kau aku disini merasa gelisah? Dari mereka yang menyindirku dari berbagai hal karena kebahagiaan yang kau ciptakan untukku. Tahukah kau aku disini berdoa lirih? Agar kita dijauhkan dari hal yang sangat merugikan untuk kita.

“Denganku jangan sampai hatimu merana, yang aku mau hatimu selalu merona karena bahagia. Aku tak ingin kau bersedih untuk apapun, yang aku mau kau tersenyum, be brave and kind like a Cinderella. You are my Cinderbella”

Sapaan hangatnya setiap aku terpuruk. Sambil memelukku dalam dekapan hangat lengannya yang nyaman. Tidak hanya itu, Ia menutup telingaku jika aku mendengar hal yang tidak mengenakan. Mengecup keningku setelah menaruh sejumlah doa dan harapan diwaktu ibadahnya. Iya, memang seperti itu dan aku dapat merasakan kekayaan hatinya yang senantiasa tulus menjamuku bagai ratu, menjagaku, dan menjamin diriku bahagia bersamanya.

“Alhamdulillah Terima Kasih Ya Allah, telah kau titipkan sebagian kecil perjalanan hidupku didalam hidup Pria pembawa balon gas ini, terima kasih pula telah Engkau ijinkan aku berjumpa dan menjadikan Pria pembawa balon gas ini adalah amanah dalam hidupku. Mungkin memang ini sungguh berlebihan dipandangan orang, tapi jujur aku tak dapat menutup kebahagiaan yang telah kudapat saat ini. Kebahagiaan yang aku tak menuduganya sama sekali, menjadikanku pribadi yang senantiasa bersyukur bahwa jawaban atas doamu tak melulu tentang kelancaran dalam suatu urusan tetapi juga kebahagiaan yang melimpah. Aku hanya berharap kebersamaan yang ada diantara aku dan Pria ini bertahan hingga waktu yang tak diduga-duga pula seperti pada awal kami bersama. amiinnn”


good night and see you next post~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar