Senja cantik sore
ini mendarat di barat.
Tenggelam dibalik
gedung gedung.
Mendatangkan gelapnya
malam.
Tanpa adanya bulan
yang menerangi.
Yang biasanya ada di
setiap malam.
Kelabunya awan itu
terlihat jelas.
Merintikkan hujan
secara perlahan.
Menahankan gemuruh
guntur yang siap muncul.
Aku tatap mendung
itu.
Jelas sekali aku
melihatnya.
Bagai kehilangan
sang bulan yang biasa menerangi.
Langit malam itu
semakin merintikkan gerimisnya.
Langit malam itu
mengharapkan sang mentari.
Siap menggantikkannya
yang lelah tersedu.
Malam itu rasanya
ingin terlelap dan sejenak lupa cuaca itu.
Dan malam itu berdoa
agar bulan menemaninya kembali.
Menerangi disetiap
kegelapan.
Menemani disetiap
heningnya malam.
Berdampingan hingga
waktu yang tak ditentukan.
Beriringan hingga
ujung waktu.
Senja sore ini,
merona dan tampak siap menghilang.
Entah bulan itu
pergi kemana.
Menghilang tertutup
awan atau belum terkena cahaya senja.
Wahai malam, temukan
bulanmu.
Temukan bulan itu
hingga malam kini benderang kembali.
Agar pandangan
mereka tak hampa pada gelapnya malam.
Agar mereka tidak
merasa kelam dengan langit malam.
Mentari itu akan
timbul kembali, berganti senja hingga malam lagi.
Temukan, temukan,
temukan bulan itu.
Untuk terangi langit
malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar