aku bisa apa untuk hal itu.
yang aku tau itu merugikan sekali.
memuntahkan yang seharusnya tidak
dicerna memang bagus.
tapi apa aku harus melakukan itu
terus?
dikala menatap malam yang berbintang.
rasa itu datang lagi.
termenung dan berfikir.
mungkin memang sudah takdirnya aku seperti
ini.
aku hanya bisa meyakinkan diri ini
sendiri.
ya, sendiri tanpa ada yang lain.
‘Allah telah memberiku nikmat yang
indah dari yang mereka dapat’
tanpa perlu aku menjadi bintang di
langit malam.
aku hanya kurang mengingatnya.
berat sekali yang aku rasa kalau
mesti lupa seperti ini.
aku butuh seseorang yang mengulurkan
tangannya.
penuh ketulusan dan mengajakku
bangkit dari lesehanku.
sekotor apapun tangan orang itu.
aku tak memikirkannya, asal tulusnya
sungguh sungguh.
mengajakku bangkit dan menatap dunia.
meyakinkan semua itu hanya ilusi dan
delusi.
menyentilku dan membangunkanku dari
lamunanku.
mengantarkan ku pada sebuah jalan
keluar.
aku butuh orang itu.
tapi siapa? kau, kau, kau, atau kamu, dia,
mereka?
bantu aku di gelapnya malam ini.
tolong aku dari jalan yang aku tidak
mengerti ini.
jangan tinggalkan aku meratap
sendiri.
aku takut dikeheningan ini.
kamu memang tak mengulurkan tanganmu.
kamu memang tak menuntunku mencari
jalan keluar itu.
tapi kamu duduk bersamaku.
menikmati ini semua dengan candamu
bersamaku.
menopangkan palaku yang berat rasanya,
di bahumu.
menjagaku di keheningan malam itu.
menutup telingaku agar aku tak
mendengar dengungan hening itu.
membelai pipiku dan berkata ‘aku
disini bersamamu, sayang’
aku sadar, aku tak sendiri.
aku sadar, ada kamu disini.
aku sadar, yang indah tak mesti
seperti mereka.
aku sadar, semua itu hanya ilusi.
tapi cita-cita aku dan kamu yang kita
bangun.
bukan sekedar impian.
bukan sekedar angan angan.
tapi itu doa, yang sudah kita gantung
di langit ke-7.
aku yakin, Allah melihat saat kita
menggantungnya.
aku yakin, Allah melihat usaha kita
membangunnya.
aku yakin, Allah telah buatkan takdir
indahnya.
aku yakin, Allah tau yang terbaik untuk
kita.
dan suatu hari nanti.
terbitlah sebuah mentari di balik
kabut tipis itu.
menghangatkan dan menyadarkan ku dari
tidurku.
menerangkan kegelapan yang aku
rasakan bersamamu saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar